Dalil-dalil tentang wajibnya taat pada penguasa
وَإِذَا جَاءهُمْ أَمْرٌ مِّنَ الأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُواْ بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِيالأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلاَ فَضْلُ اللّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً {83} [النساء]
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri). kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً {59} [النساء]
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Hadits-hadist tentang wajibnya taat pada pemimpin
عن أبي هريرة t عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (( من أطاعني فقد أطاع الله ومن يعصني فقد عصى الله ومن يطع الأمير فقد أطاعني ومن يعص الأمير فقد عصاني)) (رواه مسلم: 3/1466 (1835)
Dari sahabat nabi Abu hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ia bersabda: “Barang siapa yang mentaati aku sungguh ia telah mentaati Allah, dan barang siapa yang durhaka padaku sungguh ia telah mendurhakai Allah, barang siapa yang taat pada pemimpin sungguh ia telah taat padaku, dan barang siapa yang durhaka pada pemimpin sungguh ia telah durhaka padaku”.
Wajib taat pada penguasa sekalipun mereka berlaku zhalim.
عن عبد الله بن مسعود t قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم إنها ستكون بعدي أثرة وأمور تنكرونها قالوا يا رسول الله كيف تأمر من أدرك منا ذلك قال تؤدون الحق الذي عليكم وتسألون الله الذي لكم (رواه مسلم: 3//1472 (1843)
Dari Abdullah bin mas’ud ia berkata telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Akan datang sesudahku kezhaliman, dan tindakan-tindakan yang kalian ingkari.” Lalu para sahabat bertanya, “ya Rasulullah apa nasehat engkau bagi orang yang mendapat keadaan yang demikian, lalu Beliau bersabda: “Tunaikan kewajiban yang dibebankan kepada kalian, dan minta kepada Allah sesuatu yang untuk kalian”.
سأل سلمة بن يزيد الجعفي t رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يا نبي الله أرأيت إن قامت علينا أمراء يسألونا حقهم ويمنعونا حقنا فما تأمرنا فأعرض عنه ثم سأله فأعرض عنه ثم سأله في الثانية أو في الثالثة فجذبه الأشعث بن قيس وقال اسمعوا وأطيعوا فإنما عليهم ما حملوا وعليكم ما حملتم (رواه مسلم: 3/ 1474 (1846)
Salamah bin Yazid Al Ju’fiy bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Nabi Allah bagai mana pendapat engkau bila diangkat diatas kami pemimpin-pemimpin yang menuntut segala hak mereka, tetapi mereka menahan hak-hak kami, apa perintahmu untuk kami ya rasulullah?, maka Rasulullah berpaling darinya, sampai ia tanyakan tiga kali namun rasulullah tetap berpaling darinya. Kemudian Al Asy’ast bin Qais menariknya dan berkata: “Dengar dan taati, sesungguhnya mereka tanggung jawab terhadap apa yang dibebankan atas mereka dan kalian bertanggung jawab terhadap apa yang dibebankan atas kalian”. Wajibnya menjaga persatuan kaum muslimin dan haramnya memecah belah kaum muslimin.
قال حذيفة بن اليمان قلت: يا رسول الله إنا كنا بشر فجاء الله بخير فنحن فيه فهل من وراء هذا الخير شر؟، قال: نعم، قلت: هل وراء ذلك الشر خير؟ قال: نعم، قلت: فهل وراء ذلك الخير شر؟ قال نعم، قلت كيف قال: ((يكون بعدي أئمة لا يهتدون بهداي ولا يستنون بسنتي وسيقوم فيهم رجال قلوبهم قلوب الشياطين في جثمان إنس قال قلت كيف أصنع يا رسول الله إن أدركت ذلك قال تسمع وتطيع للأمير وإن ضرب ظهرك وأخذ مالك فاسمع وأطعْ)) (رواه مسلم: 3/1476 (1847)
Huzaifah bin al Yaman bertutur; aku berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ya Rasulullah!, dulu kami berada dalam kejelekan (masa jahiliyah) lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam) yang kami sekarang berda dalamnya, apakah dibelakang kebaikan ini akan ada lagi kejelekan?“, Beliau menjawab; “Ya”.lalu Huzaifah berkata lagi: “Apaka setelah itu akan ada lagi kebaikan?” Beliau menjawab, “Ya”, Huzaifah berkata lagi, “Apakah setelah itu akan ada lagi kejelekan?” Beliau menjawab,“Ya”. Huzaifah berkata lagi, “Bagaimana hal demikian?”, Beliau menjawab, “Akan datang pada suatu masa setelah aku para pemimpin yang tidak berpedoman kepada petunjukku, dan tidak melaksanakan sunnahku, dan akan berdiri di tengah-tengah mereka para lelaki yang hati mereka adalah hati syaitan yang terdapat dalam tubuh manusia.” Lalu Huzaifah berkata, “Apa yang harus aku lakukan ya Rasulullah, jika aku mendapati keadaan yang demikian?” “Dengar dan taatlah pada pemimpin, sekalipun ia memukul punggungmu dan mengambil hartamu, maka tetaplah dengarkan dan patuhi perintahnya”.
عن بن عباس t قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ((من رأى من أميره شيئا يكرهه فليصبر فإنه من فارق الجماعة شبرا فمات فميتة جاهلية)) (رواه مسلم: 3/1477 (1849)
Dari Ibnu abbas ia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang melihat sesuatu yang dibencinya dari pemimpinnya, maka hendaklah ia bersabar, sesungguhnya siapa yang meninggalkan jamaah barang satu jengkal saja lalu ia mati maka kematiannya berada dalam kejahiliyaan”.
عن بن عباس t عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((من كره من أميره شيئا فليصبر عليه فإنه ليس أحد من الناس خرج من السلطان شبرا فمات عليه إلا مات ميتة جاهلية)) (رواه مسلم : 3/1478 (1849)
Dari Ibnu Abbas dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Siapa yang membenci sesuatu dari pemimipinnya maka hendaklah ian sabar terhadapnya, krena sesungguhnya tidak seorang pun yang keluar menetang penguasa barang sejengkal lalu ia mati dalam hal demikian, kecuali ia mati dalam keadaan kejahiliyaan”.
عن أم سلمة زوج النبي صلى الله عليه وسلم عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال ((إنه يستعمل عليكم أمراء فتعرفون وتنكرون فمن كره فقد برئ ومن أنكر فقد سلم ولكن من رضي وتابع قالوا يا رسول الله ألا نقاتلهم قال لا ما صلوا أي من كره بقلبه وأنكر بقلبه)) (رواه مسلم: 3/1481 (1854)
Dari Ummi sulaim Istri Rsaulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa sesungguhnya beliau bersabda, “Sesungguhnya akan diangkat diatas kalian para pemimpin, kalian mengenal dan mengingkari (tindak-tanduk mereka), barang siapa yang membenci perbuatan tersebut sungguh ia telah terlepas dari dosa, dan barang siapa yang mengingkarinya sungguh ia telah selamat, tetapi siapa yang redha dan mengikutinya (maka ia ikut berdosa).” Lalu para sahabat berkata, “Ya Rasulullah bukankah kita memerangi mereka?” Beliau jawab, “Tidak, selama mereka masih shalat”,
Maksudnya membenci dan mengingkari tindakkan tersebut dengan hati.
عن عوف بن مالك t عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((خيار أئمتكم الذين تحبونهم ويحبونكم ويصلون عليكم وتصلون عليهم وشرار أئمتكم الذين تبغضونهم ويبغضونكم وتلعنونهم ويلعنونكم قيل يا رسول الله أفلا ننابذهم بالسيف فقال لا ما الصلاة وإذا رأيتم من ولاتكم شيئا تكرهونه فاكرهوا عمله ولا تنزعوا يدا من طاعة)) (رواه مسلم: 3/1481 (1855)
Dari Auf bin Malik dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ia bersabda, “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai mereka, dan mereka pun mencintai kalian, kalian mendo’akan mereka, mereka pun mendoakan kalian, sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian benci terhadap mereka, mereka pun benci terhadap kalian, dan kalian melaknat mereka, merekapun melaknat kalian.” Lalu ada yang berkata, “Ya Rasulullah apakah kita tidak melawan mereka dengan senjata?, Beliau menjawab, “Tidak selama masih shalat. Bila kalian melihat sesuatu yang kalian benci dari pemimpin kalian, maka cukup kalian membenci tindakannya saja, dan jangan kalian melepaskan tangan kalian dari ketaatan”.
Ini bukan berarti kita diam terhadap kemungkara yang terdapat pada penguasa, tapi kita wajib menasehati penguasa yang zhalim, dengan cara yang di tunjukkan oleh Syariat, yaitu;
- Menasehati secara langsung datang menemuinya, dan tampa memberi tahu orang lain, dan dengan sopan dan beradab.
- Menasehati dengan melalui surat, dengan penuh tatakrama dan sopan.
- Menasehati dengan perantaraan orang yang dekat dengan sipenguasa tersebut.
- Mengikari secara umum tampa menyebut nama sipelakunya.
Dilarang mentaati perintah penguasa bila berupa kemaksiatan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dari Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan pada Allah, sesungguhnya ketaatan tersebut dalam hal yang ma’ruf (baik)”. (Muslim)
Ungkapan para salaf:
قال القاسم بن عثمان الجوعي: “حب الرياسة أصل كلّ موبقة”. (انظر: “حلية الأولياء”: 9/323، و”صفة الصفوة”: 4/236
Cinta kekuasaan adalah sumber segala mala petaka
وقال الحسن البصري: “لو أنّ الناس إذا ابتلوا من قبل سلطانهم صبروا، ما لبثوا أن يفرج عنهم ولكنّهم يجزعون إلى السيف فيوكلون إليه، فوالله ما جاؤوا بيوم خير قط”
“Jikalau seandainya manusia sabar sa’at mendapat cobaan dari pihak penguasa mereka, dalam senggang waktu akan di bebaskan dari mereka, tetapi mereka tidak sabar untuk mempergunakan senjata sehingga mereka diserahkan kepada senjata tersebut, demi Allah mereka tidak pernah mendatangkan kebaikkan barang satu haripun
وقال أيضاً: (ياأيها الناس إنه والله ما سلّط الله الحجاج عليكم إلاّ عقوبة فلا تعارضوا عقوبة الله بالسيف ولكن عليكم السكينة والتضرع). أخرجهما ابن سعد في “الطبقات”: 7/164-165.
“Wahai para manusia sesungguhnya Allah tidak mengangkat Hajjaj sebagai penguasa diatas kalian melainkan sebagai hukuman, maka jangan kalian menolak hukuman Allah dengan pedang tetapi hadapilah oleh kalian dengan tenang dan merendahkan diri kepada Allah”.
قلت: كما قال سبحانه }وكذلك نولّي بعض الظالمين بغضاً بما كانوا يكسبون{ [الأنعام: 129]
“Dan karena itu kami angkat sebahagian orang-orang zalim sebagai pemimpin terhadab bagian yang lainnya dengan sebab apa yang mereka usahakan”.
Merajalelanya kezaliman dikalangan penguasa namun lebih merajalela lagi dikalangan masyarakat, kezoliman disini tidak hanya dalam pengertiannya yang sepit dalam masalah materi semata tetapi dalam pengertian yang luas terutama kezoliman terhadap hak Allah yang diberikan kepada makhluk, kesyirikan, bid’ah dan berbagai khurafat dikemas sedemikian rupa oleh orang-orang yang menganggap diri mereka sebagai pembaharu Islam (Intelektual).
Acaman bagi pemimpin yang zhalim
عَنْ مَعْقَلِ بْنِ يَسَارٍ t قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله r يقول : ((ما من عبد يسترعيه الله رعية يموت يوم يموت وهو غاش لرعيته إلا حرم الله عليه الجنة)) (رواه مسلم: 3/1460 (142)
Dari sahabat Nabi Ma’qal bin yasar, ia berkata aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak seorang pun dari seorang hamba yang di angkat Allah sebagai pemimpin, kemudian ia mati yang mana pada hari kematiannya dalam hal berbuat curang terhadap rakyatnya kecuali Allah haramkan atasnya surga”.
عن معقل بن يسار t قال سمعت رسول الله r يقول : ما من أمير يلي أمر المسلمين ثم لا يجهد لهم وينصح إلا لم يدخل معهم الجنة (رواه مسلم: 3/1460 (142)
Dari sahabat nabi Ma’qal bin yasar juga ia berkata aku mendengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak seorang pun dari pemimpin yang mengurusi urusan kaum muslimin, kemudian ia tidak bersunggu-sungguh untuk memberi nasehat pada mereka, kecuali ia tidak akan masuk surga bersama mereka”.
عن أم المؤمنين عائشة –رضي الله عنها- قالت سمعت رسول الله r يقول: ((اللهم من ولي من أمر أمتي شيئا فشقَّ عليهم فاشْقٌقْ عليه ومن ولي من أمر أمتي شيئا فرفق بهم فارفق به)) (رواه مسلم: 3/1458 (1828)
Dari ummul mu’minin Aisyah, ia berkata aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa, “Ya Allah barang siapa yang diangkat menjadi pemimpin umatku, lalu ia memberatkan (mempersulit) urusan mereka, maka persulit pulalah urusan dia ya Allah, dan barang yang diangkat memimpin umatku, lalu ia berlemah lembut (berlaku santun) terhadap mereka, maka santuni pulalah ia ya Allah”.
Artikel www.Dzikra.com